Pemerintah Desa dan Warga Desa Sidoharjo hikmat dalam Ruwat Desa.

Ruwah Desa berasal dari kata dalam Bahasa Jawa, “Ruwah atau Ruwat” yang berarti memelihara, memperingati, dan mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada kita, sedangkan “Desa” yang berarti wilayah yang dipimpin oleh Kepala Desa. Ruwah Desa sendiri merupakan sebuah tradisi yang masih ada hingga saat ini dimana tradisi ini merupakan tradisi turun temurun dari “Sang Babat Alas atau Sing Mbangun Desa”.

 

pada tahun 2024 ini ruwah desa di Desa Sidoharjo Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto meski diadakan dengan cukup sederhana tapi tidak menghilangkan hikmatnya ruwah Desa itu sendiri. (22/2)

 

kegiatan ruwah desa diawali oleh warga jemaat GKJW TUMPAK dengan tema “mendoakan Kedamaian dan Kesejahteraan Desa dalam Ibadah” dengan dikomando langsung oleh pendeta yang dibagi menjadi beberapa kelompok para jemaat mengikuti dengan hikmat. disusul pagi harinya diadakan Khotmil Qur’an/Kataman Al Qur’an di seluruh Masjid/Mushola Se-Desa Sidoharjo, selain itu kegiatan rutinitas setiap tahunnya yang diagendakan oleh pemerintah desa Sidoharjo yaitu ziarah kubur para pemimpin Desa Sidoharjo yang sudah meninggal dunia tetap dilaksanakan, kegiatan ziarah kubur diikuti oleh Kepala Desa beserta perangkat, Ketua BPD beserta Anggota, lembaga desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat ikut serta dalam mendoakan para pemimpin Desa Sidoharjo seraya mengenang jasa yang telah ditorehkan selama menjabat di Desa sidoharjo. disusul malam harinya kegiatan kirim doa atau yang di kenal dengan barikan di pendopo Desa.

 

Barikan sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu “Barokah” yang berarti “Berkah”, dalam tradisi Jawa, Barikan merupakan tradisi makan bersama yang dilakukan di tempat terbuka, Mereka duduk beralaskan tikar dan membawa makanan masing-masing.  Makanan ini nantinya akan ditukar atau dibagikan kepada warga lainnya. Jenis makanan yang dibawa beragam, seperti nasi urap, kue, atau buah-buahan.

VMZ.